ASSALAMU'ALAIKUM.WR.WB..

Rabu, 29 Desember 2010

AKHWAT

Suatu ketika, seorang santri putra bertanya pada Ustadznya: Ya Ustadz, Ceritakan Kepadaku Tentang Akhwat Sejati…
Sang Ustadz pun tersenyum dan menjawab…Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari sekedar jilbabnya yang lebar, tetapi dari bagaimana ia menjaga pandangan mata (ghudhul bashar), sikap, akhlak, kehormatan dan kemurnian islamnya….
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari kelembutan suaranya, tetapi dari lantangnya ia mengatakan kebenaran di hadapan laki2 bukan mahramnya…..
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari banyaknya jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya dengan anak2nya, keluarga dekatnya, para jama’ah, para tetangga dan orang2 di sekitarnya.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia dihormati di tempat ia bekerja tetapi bagaimana ia dihormati di dalam rumah tangganya…
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia pintar berhias dan memasak masakan yang enak2, tapi bagaimana ia bisa faham dan mengerti selera dan variasi makan suami dan anak2nya yang sebenarnya tidak rewel, pintar mengatur cash flow finansial keluarga, mengerti bagaimana berpenampilan menarik di hadapan suami dan selalu merasa cukup (qonaah) dengan segala pemberian dari sang suami di saat lapang maupun di saat sempit.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari wajahnya yang cantik, tetapi dari bagaimana ia bermurah senyum dan sejuk jika dilihat di hadapan suaminya dengan sepenuh hati tanpa dibuat2/dipaksakan.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari banyaknya ikhwan yang mencoba berta’aruf kepadanya, tetapi dari komitmennya untuk mengatakan bahwa sesungguhnya “Tidak ada kata “CINTA sebelum menikah.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari gelar sabuk hitam dalam olahraga beladirinya, tetapi dari sabarnya ia menghadapi lika-liku kehidupan…
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari sekedar banyaknya ia menghafal Al-Quran, tetapi dari pemahaman ia atas apa yang ia baca/hafal untuk kemudian ia amalkan dalam kehidupan sehari2.
….setelah itu, Si Murid kembali bertanya…


“Adakah Akhwat yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ya Ustadz ?”
Sang Ustadz kembali tersenyum dan berkata: “Akhwat seperti itu ada, tapi langka.
Sekalipun ada, biasanya ia memiliki karakter khas antara lain; Sangat mencintai Allah dan RasulNya melebihi apapun, tidak lepas dari dunia da’wah (minimal di lingkungan sekitar tempat tinggalnya), hidup berjamaah tapi tidak dikenal ‘ashobiyah, tidak ingin dikenal-kecuali diminta/didesak oleh jama’ah (masyarakat), dari keturunan orang2 yang shalih/shalihat, berasal dari lingkungan yang sangat terpelihara, punya amalan ibadah harian, mingguan dan bulanan di atas rata2 orang kebanyakan, hidupnya sederhana namun tetap menarik dan bermanfaat buat orang lain, dikenal sebagai tetangga yang baik hati, sangat berbakti terhadap orang tua, sangat hormat kepada yang lebih tua dan sangat sayang terhadap yang lebih muda, sangat disiplin dengan sholat fardunya, rajin shaum sunnah dan qiyamullail & atau bisa jadi amalan ibadah terbaiknya disembunyikan dari mata orang2 yang mengenalnya, rajin memperbaiki istighfarnya (taubatan nashuha), rajin mendoakan saudara2nya terutama yang sedang dalam keadaan kesulitan atau sedang terdzolimi secara terang2an/tersembunyi, rajin bersilaturahim, rajin menuntut ilmu-mengaji- (terutama yang syar’i)/minimal rajin hadir di majlis ilmu dan mendengarkannya, senantiasa menambah/memperbaiki ilmunya dan menyampaikan semua ilmu yang ia ketahui setelah terlebih dahulu ia mengamalkannya, rajin membaca/menghafal alqur’an atau hadits dan buku2 yang bermanfaat, pintar/kuat hafalannya, sangat selektif soal makanan/minuman yang ia konsumsi, sangat perhatian terhadap kebersihan dan sangat disiplin sekali soal thaharah, sangat terjaga dari soal2 ikhtilat apalagi berkhalwat, jauh dari gosip-menggosip, lisan dan semua perbuatannya senantiasa terjaga dari hal2 yang sia2, zuhud, istiqomah, tegar, tidak takut/bersedih hati hingga berlarut2 melainkan sebentar (wajar), pandai menghibur dan pandai menutupi aib/kekurangan dirinya dan orang2 yang ia kenal, mudah memaafkan kesalahan/kekeliruan orang lain tanpa diminta dan tanpa dendam, ringan tangan untuk membantu sesama, mudah berinfak (bershadaqah), ikhlas, jauh dari riya, ujub, muhabahat, takabur dan tidak emosional, cukup sensitif tapi tidak terlalu sensitif (tidak mudah tersinggung), selalu berbuat ihsan dan muraqobatullah (selalu merasa dekat dan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT baik di saat ramai maupun di saat sendirian), selalu berhusnudzon kepada setiap orang, benar2 berkarakter jujur (shiddiiq), amanah dan selalu menyampaikan yang haq dengan caranya yang terbaik (tabligh), pantang mengeluh/berkeluh kesah, sangat dewasa dalam menyikapi problematika kehidupan, mandiri, selalu optimis, terlihat selalu gembira dan menentramkan, hari2nya tidak lepas dari perhitungan (muhasabah) bahwa hari ini selalu ia usahakan lebih baik daripada kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini, dan senantiasa pandai bersyukur atas segala ni’mat (takdir baik) serta senantiasa sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan (takdir buruk) dalam segala keadaan. Kapan pun dan di manapun..
Si Murid rupa2nya masih penasaran, dan bertanya kembali kepada Sang Ustadz. “Ya Ustadz, adakah cara yang paling mudah untuk mendapatkannya? atau minimal bisa mendapatkan seorang Akhwat yang mendekati profil Akhwat Sejati??
Sang Ustadz pun dengan bijak segera menjawabnya: “Ada, jika antum ingin mendapatkan Akhwat Sejati nan benar2 Shalihat sebagai teman hidup maka SHALIHKAN DAHULU DIRI ANTUM…!! karena InsyaAllah Akhwat yang shalihah adalah pada dasarnya juga untuk Ikhwan yang shaalih…

Minggu, 26 Desember 2010

kecantikan wanita sholehah

Tampil cantik dan menarik adalah idaman setiap wanita, ia bertepatan dengan fitrah yang telah ALLAH anugerahkan kepada semua wanita. Anugerah istimewa inilah menjadikan corak rumah tangga dalam Islam indah,berseri dan membahagiakan hasil dari gabungan idea dan dekorasi yang terhasil dari cetusan buah fikiran wanita. Cantik,elegan,menarik,menawan adalah cetusan rasa yang pasti terzahir dari bibir apabila pancaindera kurniaan Si Pemilik Cantik memandang sesuatu yang memikat hati. Apabila seseorang gadis dipuji dengan kata-kata seperti "Awak cantiklah", maka akan menguntumlah senyuman dibibir dan berbungalah hatinya.

Begitulah fitrah wanita yang tidak pernah bosan untuk menjadi cantik dan kelihatan cantik. sudah menjadi adat manusia seronok apabila dipuji,kecewa apabila dikeji. Tetapi berbeza bagi wanita mukminah, dia akan merasa kerdil untuk berhadapan dengan pujian dan sanjungan manusia. Malahan sentiasa bersyukur dengan nikmat kurniaan ALLAH kerana cantik itu adalah pinjaman dan pasti dipertanyakan di akhirat kelak. Pasti dibenaknya akan bergema firman ALLAH SWT dalam surah An-Nahl ayat 53 :

"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu,maka daripada ALLAHlah (datangnya) dan
apabila kamu ditimpa oleh kemudaratan,maka hanya kepadaNYA kamu meminta pertolongan"

Cantiknya wanita mukminah adalah kerana pakaian malu yang dipakai setiap masa samaada semasa mengerjakan urusan dunia mahupun dalam melunaskan tuntutan bekalan akhiratnya. Lantaran sifat malu itu lahir daripada jiwa yang takut kepada ALLAH dan seksaanNYA. Dalam satu hadith yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibn Umar,Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud :

"Sifat malu dan iman adalah seiringan. Jika salah satu ditinggalkan,maka kedua-duanya akan hilang." (HR. Baihaqi)

Di dalam agama Islam yang syumul lengkap disediakan petua-petua untuk menjadikan wanita cantik lagi menarik, tambah indah lagi apabila kita yang bergelar muslimah bersama-sama berusaha melengkap diri untuk menjadi Muslimah Solehah yang cantik dan menarik. Berikut disertakan beberapa petua untuk tatapan dan panduan bersama :
  • Jadikanlah Ghaddul Basor (menundukkan pandangan) sebagai 'hiasan mata',nescaya mata menjadi semakin jernih
  • Sapukan 'lipstik kejujuran' pada bibir, nescaya kita akan bertambah manis
  • Gunakanlah 'pemerah pipi' yang diperbuat daripada rasa malu dan iman
  • Pakailah 'sabun Istighfar' yang menghilangkan semua dosa dan kesalahan yang kita lakukan
  • Rawatlah rambut dengan 'Hijab Islam' yang akan menghilangkan kelemumur pandangan lelaki yang membahayakan
  • Hiasilah kedua-dua tangan dan jari dengan 'Gelang Tawadhuk' dan 'Cincin Ukhuwwah'.
  • Sebaik-baik kalung untuk kita adalah kalung 'kesucian'
  • Bedakkanlah wajah kita dengan 'air wudhuk',nescaya wajah kita bukan sahaja putih tetapi bercahaya di akhirat.
Adab-adab sosial yang ditunjukkan Islam adalah untuk menjaga kemuliaan keluarga dan seterusnya masyarakat dan akhirnya negara. Islam menggariskan peraturan untuk wanita bukan untuk menyiksa tetapi untuk menjaga kemuliaan wanita itu sendiri kerana "Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita Solehah" begitulah gambaran dari Rasulullah SAW tentang wanita cantik yang solehah.
Berbahagialah kita jika berjaya memiliki 'perhiasan asli' ini kerana jalan kita pasti akan terpimpin ke syurga. Maha suci ALLAH yang telah memuliakan wanita, maka basahkan bibirmu dengan zikrullah kerana yang pasti syurgalah tempatmu.
Sabda Rasulullah SAW," Hendaklah kamu menasihati para wanita dengan sebaik mungkin,kerana sesungguhnya wanita itu dijadikan daripada tulang rusuk, sesungguhnya bahagian yang paling bengkok pada tulang itu ialah yang disebelah atasnya; apabila kamu mahu meluruskannya,patahlah ia dan sekiranya kamu membiarkannya,kekallah ia dalam keadaan bengkok,oleh itu tolonglah kamu menasihati para wanita dengan sebaik-baiknya."
(HR Bukhari,Muslim & Abu Hurairah)

FADHILAT SOLAT

Abdullah ibn 'Umar r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Islam tertegak di atas lima rukun yaitu bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba-Nya serta rasul-Nya; mendirikan solat; membayar zakat; mengerjakan haji dan puasa di bulan Ramadhan,"
Rasulullah SAW mengibaratkan agama Islam itu sebagai sebuah khemah yang disokong oleh lima batang tiang. Tiang tengahnya ialah kalimah syahadah . Empat tiang lagi itu adalah tiang-tiang sokongan,iaitu satu tiang pada tiap satu penjuru khemah tersebut. Tanpa tiang tengah maka khemah itu tidak boleh ditegakkan dan sekiranya mana-mana dari salah satu tiang sokongan yang di penjuru itu hilang maka akibatnya runtuhlah penjuru khemah yang rosak itu.Kini marilah kita lihat dengan mata kita sendiri sejauh manakah yang telah kita tegakkan agama Islam itu. Benarkah tiap-tiap tiang itu telah ditegakkan pada tempatnya dengan sempurna?
Lima tiang agama Islam yang tersebut dalam hadith di atas menunjukkan kewajipan-kewajipan yang penting bagi seseorang Islam. Sungguh pun tidak mungkin bagi seorang Islam tidak mempunyai mana-mana satu darinya, namun solat dalam ajaran agama Islam mengambil tempat di sisi Iman.
Kata Abdullah ibn Mas'ud:
"Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW amalan (manusia) yang manakah yang paling diridhai Allah SWT? Baginda SAW menjawab 'Solat'. Kemudian aku bertanya lagi: " Yang mana pula selepasnya(mengikut susunan keredhaan)?' Baginda SAW menjawab 'Menghormati kedua ibu bapak.' Katakan lagi: ' Selepas itu apa pula?' Baginda ,menjawab: 'Jihad.'
Mullah 'Ali Qari mengambil hadith ini untuk menyokong pendapatnya iaitu solat adalah kewajipan agama yang penting selepas iman. Ini diperkuatkan lagi olah sebuah hadith yang diriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda :
"Solat adalah sebaik-baik perintah yang diperintahkan oleh Allah,"

Rabu, 22 Desember 2010

Assalamu'alaikum Wr Wb……
Wahai perempuan muslimah, melalui tulisan ini saya mencoba untuk saling mengingatkan. Dan bukan berarti saya menggurui, saya hanya ingin menyampaikan cara berpakaian muslimah baju muslim yang benar menurut Al-Quran dan Al-Hadist. Dalam bukunya ” jilbab Al-Mar’ah Al-muslimah fil Kitabi was Sunati.”, Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani menjelaskan menurut Al-Quran dan Al-Hadist, bahwa jilbab itu harus memenuhi 8 syarat :
  1. Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan.( QS.An-Nur : 31, Al-Ahzab : 59 ).
  2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan.( QS. An-Nur : 31, Al-Ahzab : 33 )
  3. Kainnya harus tebal, tidak tipis. ( HR. Abu Dawud )
  4. Harus longgar, tidak ketat, sehingga tidak menggambarkan sesuatu dari tubuhnya. ( HR. Al-Baihaqi, Abu Dawud, dan Ad-Dhiya )
  5. Tidak diberi wewangian atau parfum.( HR. An-Nasa’i, HR. Muslim )
  6. Tidak menyerupai laki-laki. ( HR. Abu Dawud, HR. Ahmad, HR. Nasa’i, Hakim, Baihaqi dan Ahmad )
  7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir. ( HR. Ahmad, HR. Muslim, HR. At-Tabrani )
  8. Bukan libas syuhrah ( pakaian popularitas ). ( HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah )
Itulah 8 syarat pakaian wanita muslimah berpakaian baju muslim Pertanyaannya sekarang, apakah ukhti sudah memenuhi itu semua ? Atau bahkan ukhti belum berjilbab/masih menampakkan auratnya ?( Astaghfirullah, Na’udzubillah ). Ingat berjilbab itu kewajiban bukan sunnah atau lainnya, jadi tidak benar jika berjilbab itu menunggu kesiapan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah melimpahkan rahmad, hidayah serta ridhlo Nya pada kita semua. Amin……
Jazzakumullah Khairan Katsira……………Wasslmkm Wr Wb……………..

untukmu IBU

Tangisku membangunkan dirimu disaat lelapnya tidurmu
kau usap air mataku dengan belaian cinta kasihmu
kau relakan jiwamu demi aku
walau kantuk yang mendera, kau hibur diriku

Kini ku beranjak dewasa
Kau inginkan diriku tuk jadi permata hidupmu
Kau ingin kan ku menjadi muslima yang kaffah
yang senantiasa terjaga dari segala fitnah
terutama kumbang yang berada di luar sana

Kini ku sadari bahwa semua pengorbanan itu
kau berikan hanya untukku
tapi apa yang bisa ku berikan untukmu
duhai ibu........
hanya doa yang bisa ku berikan untukmu

Template by:

Free Blog Templates